Pizza Hut Ajukan Bangkrut: Inilah Efek Samping dari Covid-19

0
546 views
pizza hut bangkrut

Gejala covid-19 atau virus corona yang menyerang hampir seluruh dunia menjadi “Pekerjaan Rumah” yang besar bagi para pelaku bisnis. Salah satu sektor yang terdampak adalah bidang food and beverages. Inilah yang menyebabkan Pizza Hut Bangkrut.

Ya, sektor food and beverages yang berfokus pada penjualan pizza ini kini harus menanggung beban yang berat. Kerugian yang dialami secara finansial tergolong sangat besar.

NPC Internasional, sebuah perusahaan waralaba terbesar di Amerika yang memiliki Pizza Hut kini memiliki hutang sebanyak US$ 903 juta alias Rp13 triliun.

Setidaknya ada 2 tantangan yang dihadapi oleh perusahaan ini yaitu tingginya biaya komoditas dan meningkatnya leverage keuangan.

Upaya untuk mempertahankan karyawan yang saat ini berjumlah 36.000 terbagi atas 7.500 pekerja penuh waktu dan 28.500 pekerja paruh waktu terus dilakukan. Banyak hal yang dilakukan termasuk menjajakan pizza di pinggir jalan.

Loh, mengapa hal tersebut dilakukan? Bukankah itu akan menurunkan value perusahaan?

Yap, kalau dilihat sekilas memang brand value dari Pizza Hut menjadi turun tetapi upaya tersebut tetap harus dilakukan karena ada hal penting yang harus dijaga yaitu cash flow. Dalam sebuah bisnis cashflow menjadi sangat penting.

Cash adalah “bensin” bahkan ada juga yang menyebutnya “jantung” bagi sebuah perusahaan. Tidak adanya cash akan menyebabkan perusahaan tidak akan beroperasi dengan baik.

Bahkan bisa dibilang tidak adanya cash akan menyebabkan perusahaan tersebut akhirnya gulung tikar.

Baca Juga: 5 Contoh Bisnis Online Bagi Pemula yang Mudah Dikerjakan

Pizza Hut Bangkrut
sumber: pizza hut restaurant

Pizza Hut Ajukan Bangkrut dan Saham Anjlok Hingga 7%

Hutang yang dimiliki oleh NPC Internasional berimbas pada harga saham Pizza Hut di Indonesia. PT. Sarimelati Kencana, Tbk sebagai pemegang franchise pizza hut di Indonesia kini harus menanggung risiko atas turunnya harga saham mereka.

Per hari Kamis, tanggal 2 Juli 2020 saham PT. Sarimelati Kencana, Tbk ditutup pada level Rp745/lembar saham atau ditutup negatif pada tingkat 6,88%.

Semua Bisnis FnB Pivot ke Take Away

Pada akhirnya semua bisnis yang bergerak pada bidang food and beverage harus mengubah haluannya dengan fokus pada urusan take away. Mereka tidak diperbolehkan pelanggannya untuk makan di tempat.

Tentunya ini menjadi tantangan, karena tidak semua jenis makanan “pas” untuk di take away. Bila habit seseorang sudah terbiasa memakan sebuah makanan dengan cara dine in maka ia akan urung untuk membelinya dengan cara take away.

Misalnya saja coffee shop. Biasanya orang memilih coffee shop karena tempatnya yang bagus alias cozy. Meskipun ada juga yang prefer karena kopinya.

Nah, orang-orang yang terbiasa belanja di coffee shop umumnya akan urung untuk membeli dengan cara take away. Karena belanja di sana lebih enak dengan cara dine in. Begitupun dengan beberapa restaurant yang lain.

Pada akhirnya beragam cara harus mereka lakukan untuk tetap hidup seperti memberikan diskon, free ongkir dan “merumahkan” beberapa karyawannya. Mereka juga harus mempertahankan cashflownya agar selalu tetap dalam keadaan positif.

Baca Juga: Strategi Funneling Marketing yang Terbukti Menghasilkan

Pizza Hut Bangkrut
sumber: CNN

Penutup

Kondisi pandemi saat ini memang mau tidak mau harus diterima dan menjadi tantangan tersendiri khususnya bagi para pelaku bisnis. Pizza hut yang mengajukan bangkrut adalah satu dari beberapa fenomena yang terjadi di industri FnB.

Tentu kita berharap kondisi pandemi ini segera berakhir dan perekonomian dapat semakin membaik. Silahkan sebarkan artikel ini seluas-luasnya bila Anda merasakan manfaat dari membacanya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here